Minggu, 18 Mei 2014

kebutuhan dasar ibu bersalin


BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
            Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin seorang bidan dapat meberikan asuhan yang baik dan memenuhi kebutuhan ibu selama bersalin dengan bantuan keluarga.
            Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara. Bidan adalah orang yang diharapkan sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan. Asuhan yang mendukung diberikan kepada klien merupakan suatu standar pelayanan kebidanan.
1.2 Tujuan
            Untuk mengetahui kebutuhan ibu selama persalinan seprti oksigen, nutrisi, personal hyegiene, pakaian, eliminasi, mobilisasi, body mekanik, persiapan laktasi, istirahat/tidur, persiapan persalianan dan kelahiran bayi, memantau kesejahteraan janin, ketidak nyamanan selama persalinan dan cara mengatasinya dan tanda-tanda bahaya dalam persalinan.


BAB II
ISI

2.1  Oksigen
            Asupan oksigen saat persalinan sangat penting, dengan adanya relaksasi pasokan oksigen akan memungkinkan terpenuhi saat persalinan. Ada dua pernfasan saat persalinan yaitu pernafasan lambat dan pernafasan ringan.
§  Pernafasan lambat
lambat dapat berupa pernafasan dada maupun perut, yang lebih penting dari pada apakah itu pernafasan dada atau perut adalah bahwa pernafasan ini membantu klien rileks.
Implementasinya saat persalinan :
ü  Segera setelah kontraksi dimulai, ambil nafas yang banyak, dan hembuskan nafas dengan kuat. Ini dapat digunakan sebagai pernafasan "pengatur" atau sinyal pada pasangan. Lepaskan semua ketegangan sewaktu Anda mengeluarkan nafas, dan kendurkan semua otot dari kepala sampai ujung kaki.
ü  Pusatkan perhatian.
ü  Dengan perlahan hirup nafas melalui hidung (atau mulut jika hidung Anda tersumbat) dan keluarkan melalui mulut, dengan membiarkan semua udara mengalir keluar. Berhenti sejenak sampai udara seolah-olah ingin masuk kembali. Bernafaslah enam sampai sepuluh tarikan per menit (kira-kira separuh dari kecepatan pernafasan normal).
ü  Tarik nafas dengan cepat, tetapi keluarkan nafas dengan bersuara (dapat didengar oleh mereka yang dekat dengan Anda), dengan mulut sedikit terbuka dan rileks. Bunyi yang terdengar sewaktu mengeluarkan nafas adalah seperti desah lega. Pada saat persalinan, Anda boleh berteriak atau bergumam waktu mengeluarkan nafas.
ü  Jaga bahu dalam posisi kebawah dan rileks. Relakskan dada dan perut sehingga keduanya mengembung waktu Anda menarik nafas dan kembali normal waktu Anda mengeluarkan nafas.
ü  Saat kontraksi berakhir, beri sinyal pada pasangan bahwa kontraksi sudah berlalu atau ambil nafas yang dalam dan rileks, diakhiri dengan desahan .
ü  Rilekskan seluruh tubuh, ganti posisi, minum dll.
§  Pernafasan Ringan
Selama persalinan, pernafasan ringan tampak lebih alami karena rahim bekerja sangat keras sehingga Anda membutuhkan lebih banyak oksigen. Sama seperti berlari membuat Anda bernafas dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen, meningkatnya intensitas dan frekwensi kontraksi juga meningkatkan kebutuhan akan oksigen.
Kecepatan pernafasan Anda selama persalinan secara alami akan diatur oleh kebutuhan oksigen serta rasa sakit dan frekwensi kontraksi.
§  Pernafasan ringan melalui mulut terbuka akan membuat mulut kering, jadi gunakan satu atau beberapa anjuran berikut ini.
§  Sewaktu Anda menarik nafas, sentuhkan ujung lidah pada langit-langit tepat dibelakang gigi. Cara ini akan membuat udara basah saat Anda menarik nafas.
§  Dengan jari-jari regang, tutup hidung dan mulut sehingga telapak tangan Anda mereefleksikan cairan dari udara pernafasan Anda.
§  Diantara kontraksi, minumlah iar atau cairan lain, atau mangisap es batu atau es buah beku.
               
2.2  Nutrisi
            Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh karena makanan padat lebih lama tinggal di lambung dari pada makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama persalinan.   
Penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan padat dengan pasien yang memerlukan anestesi tidak disetujui. Motilitas, absorpsi dan sekresi asam lambung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan dapat tertinggal di lambung sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama persalinan, ibu memerlukan minum dan sangat dianjurkan minum minuman yang manis dan berenergi.
Sebagian ibu masih berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan, tetapi memasuki fase aktif, hanya ingin minum saja. Pemberian makan dan minum selama persalinan merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi (dehidrasi dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu, anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan dan kelahiran bayi, anjurkan keluarga selalu menawarkan makanan ringan dan sering minum pada ibu selama persalinan.
2.3  Personal Hyegiene
            Saat inpartu seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi saat inpartu maupun postpartum. Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting dijaga.
            Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu inpartu adalah sebagai berikut :
ü  Menjaga kebersihan seluruh tubuh ibu, terutama perineum.
ü  Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali BAB atau BAK.
ü  Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnnya.
ü  Jaga kebersihan tempat tidur ibu mencegah kontaminasi bakteri.

2.4  Pakaian
            Pada ibu inpartu, sarankan ibu untuk menggunakan pakaian yang longgar, langsung dan pakaian yang kancingnya di depan. Tujuannya yaitu agar tidak mengganggu saat proses persalinan, baju yang pas akan menghambat pernapasan ibu saat persalinan, agar ibu dapat bergerak dengan leluasa.
2.5  Eleminasi
·         BAK
            Semakin turunnya bagian terbawah janin menyebabkan adanya tekanan pada pleksus sacrum, sehingga kandung kemih menjadi tertekan dan menimbulkan retensi urine atau sering berkemih. Retensi urine akan terjadi jika :
ü  Tekanan pada pleksus sakrum menyebabkan terjadinya inhibisi impuls sehingga vesica uretra menjadi penuh tetapi tidak timbul rasa berkemih.
ü  Dengan adanya distensi yang menghambat saraf reseptor pada dinding vesica uretra
ü  Tekanan oleh bagian terendah janin pada vesica uretra dan uretra.
ü  Tidak adanya keinginan berkemih.
ü  Pengaruh obat seperti anastesi regional, epidural, blok pudendal sehingga obat mempengaruhi  saraf vesica uretra.
Bidan harus bisa memfasilitassi kebutuhan eliminasi selama persalinan, yaitu dengan mengosongkan kandung kencing dengan menganjurkan ibu untuk bereliminasi secara spontan setiap 2 jam atau jika kondisi tidak mengizinkan lakukan tindakan kateterisasi.
Jika kandung kemih dalam keadaan penuh dapat menghambat selama dalam proses persalinan.
·         BAB
Saat bagian terbawah janin semakin mengalami penurunan ibu seringkali merasa ingin BAB. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan pada otot sfinkter ani/ otot usus yang menimbulkan adanya kontraksi otot sehingga timbul keinginan untuk BAB/mengedan. Pada awal-awal persalinan tidak dianjurkan untuk melakukan huknah karena hal ini merupakan fisiologis.
Rektum yang penuh akan mengahambat penurunan bagian terbawah janin.
2.6  Mobilisasi, Body Mekanik
Mobilisasi, body mekanik  suatu cara pengaturan gerakan ibu dalam hal ini posisi ibu. Dimana seorang bidan mampu memfasilitasi informasi kepada ibu yang akan bersalin mengenai posisi dalam persalian. Dengan adanya mobilisasi dan body mekanik mampu menggerakan otot-otot ibu dan membantu mempercepat turunnya janin, memperlancar aliran darah.
      Posisi meneran adalah posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat berganti posisi secara teratur selama persalinan kala II, karena hal ini seringkali mempercepat kemajuan per salinan dan ibu mungkin  merasa dapat meneran secara efektif pada posisi yang dianggap ibu nyaman.
a.       Tujuan
-          Memberikan kenyamanan dalam proses persalinan.
-          Mempermudah/memperlancar proses persalinan dan kelahiran bayi.
-          Mempercepat kemajuan persalinan.
b.      Keuntungan
-          Mengurangi rasa sakit dan ketidak nyamanan.
-          Kala II lebih pendek.
-          Laserasi perineum lebih sedikit.
-          Menghindari persalinan macet/persalinan yang harus ditolong dengan tindakan.
c.       Macam posisi dan keuntungan
1)      Setengah duduk/duduk
-          Membantu turunnya bagian terbawah janin dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
-          Memberi kesempatan istirahat diantara kontraksi.
-          Mengurangi rasa nyeri hebat.
-          Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati perineum.
2)      Jongkok
-          Membantu penurunan bagian terbawah janin.
-          Memperbesar ukuran panggul ; menambah 28% ruang outletnya.
-          Memperbesar dorongan untuk meneran.
3)      Merangkak
-          Posisi yang baik bagi ibu nyeri punggung.
-          Membantu janin dalam melakukan rotasi.
-          Mencegah peregangan perineum.
-          Mengurangi keluhan haemorroid.
4)      Tidur miring kekiri
-          Posisi yang baik bagi ibu jika kelelahan.
-          Ibu bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi.
-          Oksigenisasi lebih baik untuk bayi.
-          Membantu mencegah terjadinya laserasi.
-          Memberi rasa santai bagi ibu yang letih.
5)      Berdiri, berjalan, dan bersandar
-          Efektif membantu stimulasi kontraksi uterus.
-          Memanfaatkan gaya gravitasi untuk mempengaruhi urunnya kepala.
-          Mengurangi rasa nyeri yang hebat.
Alasan posisi terlentang/lithotomi tidak dianjurkan karena :
-          dapat menyebabkan sindrome supine hypotensi karena tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri yang dapat mengakibatkan berkurangnya aliran darah ibu ke placenta sehingga menyebabkan hipoksia.
-          Menambah rasa sakit.
-          Memperlama proses persalinan.
-          Ibu lebih sulit bernafas.
-          Membatasi pergerakan ibu.
-          Menyulitkan ibu untuk meneran.
-          Menambah kemungkinan terjadinya laserasi.
                       
2.7  Persiapan Laktasi
Laktasi berarti suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang membutuhkan seorang calon ibu yang sipa secara psikologis dan fisik. Sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, perawatan payudara yang dimulai pada kehamilan bulan ke 7-8 memegang peranan penting dalam menentukan berhasilnya menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, ibu juga tidak perlu khawatir payudaranya akan cepat berubah sehingga kurang menarik.
Persiapan laktasi diantaranya :
1.      Kebutuhan gizi bagi ibu yang akan menyusui
Masa persiapan menyusui sudah harus dimulai ketika hamil. Kepada calon ibu perlu diberitahu kalau untuk menyusui dia harus mempunyai gizi yang cukup agar pertumbuhan bayinya berkembang secara baik.

Faktor yang mempengaruhi proses laktasi :
·         Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
·         Protein, dengan adanya variasi individu maka diajnurkan penambahan 15-20 gr protein/hari.
·         Suplemen, jika makanan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan satu atau lebih zat gizi.

2.      Perawatan payudara ibu
Agar sesudah persalinan pembentukan ASI lancar dan tidak akan terjadi kesukaran cara perawatannya :
·         Perawatan buah dada hendaknya telah dimulai pada kehamilan empat bulan.
·         Setiap kali pada waktu mandi, buah dada dicuci dengan sabun dan puting susu dibersihkan.
·         Bila terdapat puting yang mendatar/masuk kedalam, dengan ujung jari puting ditarik-tarik keluar agar pada akhirnya dapat menonjol keluar sehingga mudah ditangkap oleh bayi.
·         Sesudah hamil delapan bulan, pengurutan buah dada dengan jari tangan kearah puting susu, gunanya untuk membersihkan saluran susu sehingga mengurangi bendungan air susu sesudah bersalin.
ASI menurut stadium Laktasi :
1.      Kolostrum : cairan viscous kental bewarna kekuning-kuningan, disekresi pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat. Kolostrum bermanfaat untuk pembentukan antibody pada bayi.
2.      ASI peralihan : peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI matur. Disekresi pada hari ke-4 sampai hari ke-10.
3.      ASI matur : ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya.

Menjelaskan kepada ibu tentang kebaikan ASI :
ü  Steril, aman dari pencemaran.
ü  Selalu tersedia dengan suhu yang optimal.
ü  Produksi disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
ü  Mengandung antibody.
ü  Tidak ada bahaya alergi.
ü  Mengandung vitamin dan mineral yang lengkap, dll.
2.8 Istirahat/ Tidur
Istirahat/tidur ibu inpartu akan sedikit terganggu karena banyak nya ketidak nyamanan yang timbul, entah itu rasa nyeri pada perut atau pengaruh psikologis.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut :
1)      Anjurkan ibu agar rileks/istirahat cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan saat proses persalinan.
2)      Sarankan keluarga klien untuk memberikan pijatan pada area pinggang ibu untuk mengurangi rasa sakit.
Jalan-jalan ringan pada ibu yang akan bersalin juga bisa dikatakan sebagai istirahat.

2.9  Persiapan persalinan dan Kelahiran Bayi
Rencana persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang tidak tertulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu dapat menerima asuhan yang ia perlukan.
Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang sesuai serta tepat waktu. Ada 5 komponen penting dalam rencana kehamilan :
1.      Membuat rencana persalinan Idealnya setiap keluarga mempunyai kesempatan untuk membuat suatu rencana persalinan. Hal-hal di bawah ini haruslah digali dan diputuskan dalam membuat rencana persalinan tersebut :
§  Tempat persalinan.
§  Memilih tenaga kesehatan terlatih.
§  Bagaimana menghubungi tenaga kesehatan tersebut
§  Bagaimana transportasi ke tempat persalinan.
§  Berapa banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara.
§  mengumpulkan biaya tersebut
§  Siapa yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
2.      Membuat rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat pengambil keputusan tidak ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk mendiskusikan :
§  Siapa pembuat keputusan utama dalam keluarga ?
§  Siapa yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi kegawatdaruratan ?
3.      Mempersiapkan sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan Setiap keluarga seharusnya mempunyai rencana transportasi untuk ibu, jika ia mengalami komplikasi dan perlu segera di rujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini perlu dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen di bawah ini :
·         Dimana ibu akan bersalin (Desa, fasilitas kesehatan, rumah sakit).
·         Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang lebih lanjut jika terjadi kegawat daruratan.
·         Bagaimana cara mencari donor darah yang potensial.
4.      Membuat rencana/pola menabung keluarga seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka tidak mempunyai dana yang diperlukan.
5.      Mempersiapkan langkah yang diperlukan untuk persalinan Seorang ibu dapat mempersiapkan segala sesuatunya untuk persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan barang-barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun, seprai dan menyimpannya untuk persiapan persalinan.
Beberapa barang yang diperlukan untuk IBU di rumah sakit
·         Baju tidur
Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda pakai, sebaiknya yang mempunyai kancing di bagian depan sehingga mempermudah untuk menyusui bayi.
·         Set baju untuk pulang dari rumah sakit
·         Sandal
Untuk anda berjalan sepanjang koridor rumah sakit dan juga menjaga kaki anda untuk tetap hangat.
·         Pakaian dalam
 Bawalah BH untuk menyusui dan celana dalam secukupnya.
·         Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
·         Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.

·         Keperluan untuk Bayi
popok, baju bayi, selimut, bedong, kaos kaki dan sarung tangan dll.

2.10 Memantau kesejahteraan janin
            Pemantauan kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan :
·         Interprestasi denyut jantung janin : pola DJJ harus diinterprestasikan dengan mempertimbangkan usia gestasi janin, kondisi medis ibu, obat-obatan, pengkajian janin sebelumnya, dan faktor lain yang relevan. Deskripsi lengkap tentang pola DJJ meliputi penjelasan tentang frekuensi dasar, variabilitas dasar, adanya akselerasi, deselerasi periodik atau episodik.

·         Gerakan janin
·         Penilaian biofisikal: teknik pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan ultrasonografi untuk visualisasi janin dan menggunakan Doppler Ultrasonografi
2.11 ketidak Nyamanan dan Cara Mengatasi
v  Nyeri punggung
Disebabkan oleh:
ü  Osipsin, khususnya ketika bulin mengalami kontraksi 2 atau 3 menit dan sedikitnya hanya membuka 2-3 cm.
ü  Luka parut serulik dari pembedahan sebelumnya dapat meningkatkan resistensi serviks untuk pernafasan dan pembukaan awal.
ü  Posisi oksiput posterior janin yang menyebabkan nyeri punggung saat persalinan. Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang menekan tulang ekor.
v  Psikologis
ü  Keadaan psikologis seperti ketakutan, kecemasan, stress atau kemarahan yang berlebihan dapat menyebabkan pembentukan katekulamin dan menimbulkan kemajuan persalinan melambat. Wanita yang tidak didukung secara emosional atau mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu.
ü  Pengalaman traumatik seperti penganiayaan pada anak, penyalahgunaan zat, kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebagainya dapat menyebabkan nyeri saat persalinan.
ü  Fase laten yang panjang dapat mengakibatkan kelelahan, ketakutan dan perasaan putus asa.gan
ü  Kemampuan koping wanita berkurang dan nyerinya akan semakin berat den berjalannya waktu tanpa kemajuan yang berarti.
v  Hemoroid
Hemoroid adalah masalah yang sebagian disebabkan oleh pemecahan fisiologis pada sistem kardiovaskuler. Walaupun hemoroid sering disebut timbul pertama kali selama kehamilan, hemoroid di duga diperburuk selama persalinan.
Selama persalinan vena vanikosa mempengaruhi sejumlah tempat seperti tingkat perut dan lutut, tapi ketika kanalis analis terkena maka timbullah hemoroid. Selain itu tumpang tindih antara vena satu dan yang lain pada anus juga dapat menyebabkan hemoroid.
Untuk mengurangi ukuran dan nyeri hemoroid ibu dapat diberikan obat lokal paliatif seperti es atau salep atau menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan berserat dan pemenuhan kebutuhan cairan.
v  Dispareunia
Adalah nyeri saat berhubungan seksual.
Faktor yang dapat menyebabkan dispareunia yaitu kurangnya lubrikasi vagina. Kekeringan ini dikaitkan dengan nyeri dan iritasi selama berhubungan seksual atau setelahnya.
Cara mengatasinya yaitu dengan mengambil posisi yang nyaman aatau memberikan lubrikan.
2.12 Tanda Bahaya persalinan
·         Ketuban pecah dini
Normalnya ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan. Jika sebelum tanggal perkiraan persalinan ibu talah merasa keluarnyacairan dalm jumlah banyak dari kemaluan (pecahnya ketuban), Segeralah ke instalasi , karena ketuban pecah dini meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
·         Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan lanjut ( Usia kehamilan > 20 minggu) meskipun sangat sedikit dapat merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapatkan pertolongan di tenaga kesehatan.
·         Pergerakan janin berkurang
Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda gawat janin yang dapat berakhir denagn kematian janin.
·         Tekanan darah meningkat
Tekanan darah meningkat tanpa pemeriksaan tensi darah sulit diketahui, tetapi apabila ibu merasa bengkak pada kaki yang tidak hilang setelah diistirahatkan, bengkat pada punggung tangan, bengkak pada kelopak mata atau bagian tubuh lainnya segera hubungi nakes karena kemungkinan ibu terancam pre-eklampsi.
·         Air ketuban keruh dan berbau (curiga infeksi)


BAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Pemenuhan kebutuhan dasar ibu bersalin yaitu meliputi kebutuhan oksigen yaitu peningkatan asupan oksigen, pengaturan pernapasan saat bersalin, cara mengedan. Nutrisi, yaitu dimana ibu bersalin dianjurkan untuk menghindari makan padat, karena akan menyebabkan proses pencernaan makanan lambat saat persalinan. Personal hyegine yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dalam hal kebersihan diri terutama daerah kelamin dimana akan sangat rentan terhadap bakteri patogen yang dapat menyebabkan infeksi saat persalinan. Pakaian yang digunakan bulin hendaknya yang longgar, dan yang kancingnya di depan. Eliminasi ibu saat bersali pun akan terganggu, ibu akan sering BAK dan BAB karen pengaruh dari semakinturunnya bagian terbawah janin yang menyebabkan adanya tekanan pada rectum dan kandung kencing.
Selain itu, kebutuhan dasar ibu bersalin lainnya yaitu mobilisasi dan body mekanik yitu bagaimana pengaturan posisi ibu bersalin dimana posisi yang aman dan nyaman bagi si ibu, kebutuhan istirahat/tidur, persiapan laktasi, persipan persalinan dan kelahiran bayi, pemantauan keadaan janin, ketidaknyamanan selama persalinan dan cara mengatasinya, dan tanda-tanda bahaya persalinan.

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran  dari pembaca yang bersifat membangun sehingga makalah ini lebih sempurna dan bermanfaat bagi kita semua.





DAFTAR PUSTAKA


Soetjiningsih.1997.DSAK : ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan.Jakarta.Penerbit buku kedokteran  EGC.
Modul Manajemen Laktasi oleh Depkes. RI. 1992
Sinclair.2010.Buku Saku Kebidanan. Penerbit buku kedokteran,EGC.
Wulanda, Ayu febri.2011.Biologi reproduksi. Jakarta: Penerbit salemba medika
Yanti.2010. Buku ajar asuhan kebidanan persalinan. Yogyakarta. Pustaka rihama.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar