BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan
dan kelahiran merupakan suatu peristiwa normal, tanpa disadari dan mau tidak
mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat
mungkin seorang bidan dapat meberikan asuhan yang baik dan memenuhi kebutuhan
ibu selama bersalin dengan bantuan keluarga.
Setiap ibu yang akan
memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun
cemas terutama pada ibu primipara. Bidan adalah orang yang diharapkan sebagai
pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memberikan dukungan,
bimbingan dan pertolongan persalinan. Asuhan yang mendukung diberikan kepada
klien merupakan suatu standar pelayanan kebidanan.
1.2 Tujuan
Untuk
mengetahui kebutuhan ibu selama persalinan seprti oksigen, nutrisi, personal
hyegiene, pakaian, eliminasi, mobilisasi, body mekanik, persiapan laktasi,
istirahat/tidur, persiapan persalianan dan kelahiran bayi, memantau
kesejahteraan janin, ketidak nyamanan selama persalinan dan cara mengatasinya
dan tanda-tanda bahaya dalam persalinan.
BAB II
ISI
2.1 Oksigen
Asupan oksigen saat persalinan sangat
penting, dengan adanya relaksasi pasokan oksigen akan memungkinkan terpenuhi
saat persalinan. Ada dua pernfasan saat persalinan yaitu pernafasan lambat dan
pernafasan ringan.
§ Pernafasan lambat
lambat dapat
berupa pernafasan dada maupun perut, yang lebih penting dari pada apakah itu
pernafasan dada atau perut adalah bahwa pernafasan ini membantu klien rileks.
Implementasinya saat persalinan :
ü Segera
setelah kontraksi dimulai, ambil nafas yang banyak, dan hembuskan nafas dengan
kuat. Ini dapat digunakan sebagai pernafasan "pengatur" atau sinyal
pada pasangan. Lepaskan semua ketegangan sewaktu Anda mengeluarkan nafas, dan
kendurkan semua otot dari kepala sampai ujung kaki.
ü Pusatkan
perhatian.
ü Dengan
perlahan hirup nafas melalui hidung (atau mulut jika hidung Anda tersumbat) dan
keluarkan melalui mulut, dengan membiarkan semua udara mengalir keluar.
Berhenti sejenak sampai udara seolah-olah ingin masuk kembali. Bernafaslah enam
sampai sepuluh tarikan per menit (kira-kira separuh dari kecepatan pernafasan
normal).
ü Tarik
nafas dengan cepat, tetapi keluarkan nafas dengan bersuara (dapat didengar oleh
mereka yang dekat dengan Anda), dengan mulut sedikit terbuka dan rileks. Bunyi
yang terdengar sewaktu mengeluarkan nafas adalah seperti desah lega. Pada saat
persalinan, Anda boleh berteriak atau bergumam waktu mengeluarkan nafas.
ü Jaga
bahu dalam posisi kebawah dan rileks. Relakskan dada dan perut sehingga keduanya
mengembung waktu Anda menarik nafas dan kembali normal waktu Anda mengeluarkan
nafas.
ü Saat
kontraksi berakhir, beri sinyal pada pasangan bahwa kontraksi sudah berlalu
atau ambil nafas yang dalam dan rileks, diakhiri dengan desahan .
ü Rilekskan
seluruh tubuh, ganti posisi, minum dll.
§
Pernafasan Ringan
Selama
persalinan, pernafasan ringan tampak lebih alami karena rahim bekerja
sangat keras sehingga Anda membutuhkan lebih banyak oksigen. Sama seperti
berlari membuat Anda bernafas dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen,
meningkatnya intensitas dan frekwensi kontraksi juga meningkatkan kebutuhan
akan oksigen.
Kecepatan
pernafasan Anda selama persalinan secara alami akan diatur oleh kebutuhan
oksigen serta rasa sakit dan frekwensi kontraksi.
§ Pernafasan
ringan melalui mulut terbuka akan membuat mulut kering, jadi gunakan satu atau
beberapa anjuran berikut ini.
§ Sewaktu
Anda menarik nafas, sentuhkan ujung lidah pada langit-langit tepat dibelakang
gigi. Cara ini akan membuat udara basah saat Anda menarik nafas.
§ Dengan
jari-jari regang, tutup hidung dan mulut sehingga telapak tangan Anda
mereefleksikan cairan dari udara pernafasan Anda.
§ Diantara
kontraksi, minumlah iar atau cairan lain, atau mangisap es batu atau es buah
beku.
2.2 Nutrisi
Makanan
padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh karena makanan padat
lebih lama tinggal di lambung dari pada makanan cair, sehingga proses
pencernaan lebih lambat selama persalinan.
Penelitian terdahulu bahwa pemberian makanan
padat dengan pasien yang memerlukan anestesi tidak disetujui. Motilitas,
absorpsi dan sekresi asam lambung menurun. Hal ini dapat menyebabkan makanan
dapat tertinggal di lambung sehingga dapat terjadi aspirasi pneumonia. Namun
demikian, kebutuhan akan cairan masih diperbolehkan. Selama persalinan,
ibu memerlukan minum dan sangat dianjurkan minum minuman yang manis dan berenergi.
Sebagian ibu
masih berkeinginan untuk makan selama fase laten persalinan,
tetapi memasuki fase aktif,
hanya ingin minum saja. Pemberian makan dan minum selama persalinan
merupakan hal yang tepat, karena memberikan lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi
(dehidrasi
dapat menghambat kontraksi/tidak teratur dan kurang efektif). Oleh karena itu,
anjurkan ibu makan dan minum selama persalinan
dan kelahiran
bayi, anjurkan keluarga
selalu menawarkan makanan
ringan dan sering minum pada ibu selama persalinan.
2.3
Personal Hyegiene
Saat
inpartu seorang ibu sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu kebersihan
diri sangat penting untuk mencegah infeksi saat inpartu maupun postpartum.
Kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan sangat penting dijaga.
Langkah-langkah yang dapat
dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu inpartu adalah sebagai berikut :
ü
Menjaga kebersihan seluruh tubuh ibu, terutama
perineum.
ü
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah
kelamin dengan sabun dan air. Pastikan bahwa ibu mengerti untuk membersihkan
daerah disekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, kemudian membersihkan
daerah sekitar anus. Nasehati ibu untuk membersihkan vulva setiap kali BAB atau
BAK.
ü
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnnya.
ü
Jaga
kebersihan tempat tidur ibu mencegah kontaminasi bakteri.
2.4 Pakaian
Pada
ibu inpartu, sarankan ibu untuk menggunakan pakaian yang longgar, langsung dan
pakaian yang kancingnya di depan. Tujuannya yaitu agar tidak mengganggu saat
proses persalinan, baju yang pas akan menghambat pernapasan ibu saat persalinan,
agar ibu dapat bergerak dengan leluasa.
2.5
Eleminasi
·
BAK
Semakin turunnya bagian terbawah janin
menyebabkan adanya tekanan pada pleksus sacrum, sehingga kandung kemih menjadi
tertekan dan menimbulkan retensi urine atau sering berkemih. Retensi urine akan
terjadi jika :
ü Tekanan
pada pleksus sakrum
menyebabkan terjadinya inhibisi impuls sehingga vesica uretra
menjadi penuh tetapi tidak timbul rasa berkemih.
ü Tidak adanya keinginan berkemih.
ü Pengaruh obat seperti anastesi
regional, epidural, blok pudendal sehingga obat mempengaruhi saraf vesica
uretra.
Bidan harus bisa memfasilitassi kebutuhan eliminasi selama persalinan,
yaitu dengan mengosongkan kandung kencing dengan menganjurkan ibu untuk
bereliminasi secara spontan setiap 2 jam atau jika kondisi tidak mengizinkan
lakukan tindakan kateterisasi.
Jika kandung kemih dalam keadaan penuh dapat menghambat selama dalam proses
persalinan.
- Menghambat
penurunan bagian terendah janin, terutama bila berada
di atas spina isciadika.
- Kontraksi uterus tidak efisien
- Menimbulkan nyeri.
- Urin menetes selama kontraksi yang kuat
pada kala II.
- Memperlambat kelahiran plasenta.
- Dapat menimbulkan perdarahan pasca persalinan dengan menghambat kontraksi uterus.
·
BAB
Saat bagian terbawah janin semakin mengalami penurunan ibu seringkali
merasa ingin BAB. Hal ini dipengaruhi oleh tekanan pada otot sfinkter ani/ otot
usus yang menimbulkan adanya kontraksi otot sehingga timbul keinginan untuk
BAB/mengedan. Pada awal-awal persalinan tidak dianjurkan untuk melakukan huknah
karena hal ini merupakan fisiologis.
Rektum yang penuh akan mengahambat penurunan bagian terbawah janin.
2.6
Mobilisasi, Body Mekanik
Mobilisasi, body
mekanik
suatu cara pengaturan
gerakan ibu dalam hal ini posisi ibu. Dimana seorang
bidan mampu memfasilitasi informasi kepada ibu yang akan bersalin mengenai
posisi dalam persalian. Dengan adanya mobilisasi dan body mekanik mampu menggerakan
otot-otot ibu dan membantu mempercepat
turunnya janin, memperlancar
aliran darah.
Posisi
meneran adalah posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu bersalin dapat
berganti posisi secara teratur selama persalinan kala II, karena hal ini
seringkali mempercepat kemajuan per salinan dan ibu mungkin merasa dapat meneran secara efektif pada
posisi yang dianggap ibu nyaman.
a.
Tujuan
-
Memberikan
kenyamanan dalam proses persalinan.
-
Mempermudah/memperlancar
proses persalinan dan kelahiran bayi.
-
Mempercepat
kemajuan persalinan.
b. Keuntungan
-
Mengurangi
rasa sakit dan ketidak nyamanan.
-
Kala
II lebih pendek.
-
Laserasi
perineum lebih sedikit.
-
Menghindari
persalinan macet/persalinan yang harus ditolong dengan tindakan.
c. Macam posisi dan keuntungan
1) Setengah duduk/duduk
-
Membantu
turunnya bagian terbawah janin dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
-
Memberi
kesempatan istirahat diantara kontraksi.
-
Mengurangi
rasa nyeri hebat.
-
Lebih
mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati perineum.
2) Jongkok
-
Membantu
penurunan bagian terbawah janin.
-
Memperbesar
ukuran panggul ; menambah 28% ruang outletnya.
-
Memperbesar
dorongan untuk meneran.
3) Merangkak
-
Posisi
yang baik bagi ibu nyeri punggung.
-
Membantu
janin dalam melakukan rotasi.
-
Mencegah
peregangan perineum.
-
Mengurangi
keluhan haemorroid.
4) Tidur miring kekiri
-
Posisi
yang baik bagi ibu jika kelelahan.
-
Ibu
bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi.
-
Oksigenisasi
lebih baik untuk bayi.
-
Membantu
mencegah terjadinya laserasi.
-
Memberi
rasa santai bagi ibu yang letih.
5) Berdiri, berjalan, dan bersandar
-
Efektif
membantu stimulasi kontraksi uterus.
-
Memanfaatkan
gaya gravitasi untuk mempengaruhi urunnya kepala.
-
Mengurangi
rasa nyeri yang hebat.
Alasan posisi terlentang/lithotomi tidak
dianjurkan karena :
-
dapat
menyebabkan sindrome supine hypotensi
karena tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri yang dapat
mengakibatkan berkurangnya aliran darah ibu ke placenta sehingga menyebabkan
hipoksia.
-
Menambah
rasa sakit.
-
Memperlama
proses persalinan.
-
Ibu
lebih sulit bernafas.
-
Membatasi
pergerakan ibu.
-
Menyulitkan
ibu untuk meneran.
-
Menambah
kemungkinan terjadinya laserasi.
2.7
Persiapan Laktasi
Laktasi berarti suatu proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI yang
membutuhkan seorang calon ibu yang sipa secara psikologis dan fisik. Sebagai
persiapan menyongsong kelahiran bayi, perawatan payudara yang dimulai pada
kehamilan bulan ke 7-8 memegang peranan penting dalam menentukan berhasilnya
menyusui bayi. Payudara yang terawat akan memproduksi ASI cukup untuk memenuhi
kebutuhan bayi, ibu juga tidak perlu khawatir payudaranya akan cepat berubah
sehingga kurang menarik.
Persiapan
laktasi diantaranya :
1.
Kebutuhan gizi
bagi ibu yang akan menyusui
Masa persiapan menyusui sudah harus dimulai ketika hamil.
Kepada calon ibu perlu diberitahu kalau untuk menyusui dia harus mempunyai gizi
yang cukup agar pertumbuhan bayinya berkembang secara baik.
Faktor
yang mempengaruhi proses laktasi :
·
Pengaruh
makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
·
Protein, dengan
adanya variasi individu maka diajnurkan penambahan 15-20 gr protein/hari.
·
Suplemen, jika
makanan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika kekurangan
satu atau lebih zat gizi.
2.
Perawatan
payudara ibu
Agar sesudah persalinan pembentukan ASI lancar dan tidak
akan terjadi kesukaran cara perawatannya :
·
Perawatan buah
dada hendaknya telah dimulai pada kehamilan empat bulan.
·
Setiap kali
pada waktu mandi, buah dada dicuci dengan sabun dan puting susu dibersihkan.
·
Bila terdapat
puting yang mendatar/masuk kedalam, dengan ujung jari puting ditarik-tarik
keluar agar pada akhirnya dapat menonjol keluar sehingga mudah ditangkap oleh
bayi.
·
Sesudah hamil
delapan bulan, pengurutan buah dada dengan jari tangan kearah puting susu,
gunanya untuk membersihkan saluran susu sehingga mengurangi bendungan air susu
sesudah bersalin.
ASI menurut stadium Laktasi :
1. Kolostrum : cairan viscous kental bewarna
kekuning-kuningan, disekresi pada hari pertama sampai hari ketiga atau keempat.
Kolostrum bermanfaat untuk pembentukan antibody pada bayi.
2. ASI peralihan : peralihan dari kolostrum
sampai menjadi ASI matur. Disekresi pada hari ke-4 sampai hari ke-10.
3. ASI matur : ASI yang disekresi pada hari
ke-10 dan seterusnya.
Menjelaskan kepada ibu tentang kebaikan ASI :
ü
Steril,
aman dari pencemaran.
ü
Selalu
tersedia dengan suhu yang optimal.
ü
Produksi
disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
ü
Mengandung
antibody.
ü
Tidak
ada bahaya alergi.
ü
Mengandung
vitamin dan mineral yang lengkap, dll.
2.8 Istirahat/ Tidur
Istirahat/tidur ibu inpartu akan sedikit terganggu karena banyak nya
ketidak nyamanan yang timbul, entah itu rasa nyeri pada perut atau pengaruh
psikologis.
Hal-hal yang bisa dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai berikut :
1) Anjurkan
ibu agar rileks/istirahat
cukup untuk mencegah kelelahan berlebihan saat proses persalinan.
2) Sarankan
keluarga klien untuk memberikan pijatan pada area
pinggang ibu untuk mengurangi rasa sakit.
Jalan-jalan ringan pada ibu yang akan bersalin
juga bisa dikatakan sebagai istirahat.
2.9
Persiapan persalinan dan Kelahiran Bayi
Rencana
persalinan adalah rencana tindakan yang dibuat oleh ibu, anggota keluarganya
dan bidan. Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan biasanya memang
tidak tertulis. Rencana ini lebih hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa
ibu dapat menerima asuhan yang ia perlukan.
Dengan adanya
rencana persalinan akan mengurangi kebingungan dan kekacauan pada saat
persalinan dan meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan yang
sesuai serta tepat waktu. Ada 5 komponen penting dalam rencana kehamilan :
1. Membuat
rencana persalinan Idealnya setiap keluarga mempunyai kesempatan untuk membuat
suatu rencana persalinan. Hal-hal di bawah ini haruslah digali dan diputuskan
dalam membuat rencana persalinan tersebut :
§ Tempat
persalinan.
§ Memilih
tenaga kesehatan terlatih.
§ Bagaimana
menghubungi tenaga kesehatan tersebut
§ Bagaimana
transportasi ke tempat persalinan.
§ Berapa
banyak biaya yang dibutuhkan dan bagaimana cara.
§ mengumpulkan
biaya tersebut
§ Siapa
yang akan menjaga keluarganya jika ibu tidak ada.
2. Membuat
rencana untuk pengambilan keputusan jika terjadi kegawatdaruratan pada saat
pengambil keputusan tidak ada. Penting bagi bidan dan keluarga untuk
mendiskusikan :
§ Siapa
pembuat keputusan utama dalam keluarga ?
§ Siapa
yang akan membuat keputusan jika pembuat keputusan utama tidak ada saat terjadi
kegawatdaruratan ?
3. Mempersiapkan
sistem transportasi jika terjadi kegawatdaruratan Setiap keluarga seharusnya
mempunyai rencana transportasi untuk ibu, jika ia mengalami komplikasi dan
perlu segera di rujuk ke tingkat asuhan yang lebih tinggi. Rencana ini perlu
dipersiapkan lebih dini dalam kehamilan dan harus terdiri dari elemen-elemen di
bawah ini :
·
Dimana ibu akan bersalin (Desa, fasilitas
kesehatan, rumah sakit).
·
Bagaimana cara menjangkau tingkat asuhan yang
lebih lanjut jika terjadi kegawat daruratan.
·
Bagaimana cara mencari donor darah yang
potensial.
4. Membuat
rencana/pola menabung keluarga
seharusnya dianjurkan untuk menabung sejumlah uang sehingga dana akan tersedia
untuk asuhan selama kehamilan dan jika terjadi kegawatdaruratan. Banyak sekali
kasus, dimana ibu tidak mencari asuhan atau mendapatkan asuhan karena mereka
tidak mempunyai dana yang diperlukan.
5. Mempersiapkan
langkah yang diperlukan untuk persalinan Seorang ibu dapat mempersiapkan segala
sesuatunya untuk persalinan. Ia dan keluarganya dapat mengumpulkan
barang-barang seperti pembalut wanita atau kain, sabun, seprai dan menyimpannya
untuk persiapan persalinan.
Beberapa barang yang diperlukan untuk IBU di rumah sakit
·
Baju tidur
Bawalah baju tidur yang nyaman untuk anda pakai,
sebaiknya yang mempunyai kancing di bagian depan sehingga mempermudah untuk
menyusui bayi.
·
Set baju untuk
pulang dari rumah sakit
·
Sandal
Untuk anda berjalan sepanjang koridor rumah sakit dan
juga menjaga kaki anda untuk tetap hangat.
·
Pakaian dalam
Bawalah BH untuk
menyusui dan celana dalam secukupnya.
·
Pembalut wanita khusus untuk ibu bersalin.
·
Gurita atau korset untuk ibu baru bersalin.
·
Keperluan untuk Bayi
popok, baju bayi, selimut, bedong, kaos kaki dan sarung tangan dll.
popok, baju bayi, selimut, bedong, kaos kaki dan sarung tangan dll.
2.10 Memantau kesejahteraan janin
Pemantauan kesejahteraan janin dapat
dilakukan dengan :
·
Interprestasi
denyut jantung janin : pola DJJ harus diinterprestasikan dengan
mempertimbangkan usia gestasi janin, kondisi medis ibu, obat-obatan, pengkajian
janin sebelumnya, dan faktor lain yang relevan. Deskripsi lengkap tentang pola
DJJ meliputi penjelasan tentang frekuensi dasar, variabilitas dasar, adanya
akselerasi, deselerasi periodik atau episodik.
·
Gerakan
janin
·
Penilaian
biofisikal: teknik
pemantauan kesejahteraan janin dengan menggunakan ultrasonografi untuk
visualisasi janin dan menggunakan Doppler Ultrasonografi
2.11 ketidak Nyamanan dan Cara Mengatasi
v Nyeri punggung
Disebabkan oleh:
ü Osipsin, khususnya ketika bulin mengalami
kontraksi 2 atau 3 menit dan sedikitnya hanya membuka 2-3 cm.
ü Luka parut serulik dari pembedahan
sebelumnya dapat meningkatkan resistensi serviks untuk pernafasan dan pembukaan
awal.
ü Posisi oksiput posterior janin yang
menyebabkan nyeri punggung saat persalinan. Hal ini disebabkan oleh kepala
janin yang menekan tulang ekor.
v
Psikologis
ü Keadaan psikologis seperti ketakutan,
kecemasan, stress atau kemarahan yang berlebihan dapat menyebabkan pembentukan
katekulamin dan menimbulkan kemajuan persalinan melambat. Wanita yang tidak
didukung secara emosional atau mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu.
ü Pengalaman traumatik seperti penganiayaan
pada anak, penyalahgunaan zat, kekerasan dalam rumah tangga dan lain sebagainya
dapat menyebabkan nyeri saat persalinan.
ü Fase laten yang panjang dapat
mengakibatkan kelelahan, ketakutan dan perasaan putus asa.gan
ü Kemampuan koping wanita berkurang dan
nyerinya akan semakin berat den berjalannya waktu tanpa kemajuan yang berarti.
v
Hemoroid
Hemoroid adalah masalah yang sebagian disebabkan
oleh pemecahan fisiologis pada sistem kardiovaskuler. Walaupun hemoroid sering
disebut timbul pertama kali selama kehamilan, hemoroid di duga diperburuk
selama persalinan.
Selama persalinan vena vanikosa mempengaruhi
sejumlah tempat seperti tingkat perut dan lutut, tapi ketika kanalis analis
terkena maka timbullah hemoroid. Selain itu tumpang tindih antara vena satu dan
yang lain pada anus juga dapat menyebabkan hemoroid.
Untuk mengurangi ukuran dan nyeri hemoroid ibu
dapat diberikan obat lokal paliatif seperti es atau salep atau menganjurkan ibu
untuk mengkonsumsi makanan berserat dan pemenuhan kebutuhan cairan.
v
Dispareunia
Adalah nyeri saat berhubungan seksual.
Faktor yang dapat menyebabkan dispareunia yaitu
kurangnya lubrikasi vagina. Kekeringan ini dikaitkan dengan nyeri dan iritasi
selama berhubungan seksual atau setelahnya.
Cara mengatasinya yaitu dengan mengambil posisi
yang nyaman aatau memberikan lubrikan.
2.12 Tanda Bahaya persalinan
·
Ketuban pecah dini
Normalnya
ketuban pecah beberapa saat sebelum melahirkan. Jika sebelum tanggal perkiraan
persalinan ibu talah merasa keluarnyacairan dalm jumlah banyak dari kemaluan
(pecahnya ketuban), Segeralah ke instalasi
, karena ketuban pecah dini meningkatkan resiko terjadinya infeksi.
·
Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan lanjut ( Usia kehamilan > 20 minggu) meskipun sangat sedikit dapat merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapatkan pertolongan di tenaga kesehatan.
Perdarahan pada kehamilan lanjut ( Usia kehamilan > 20 minggu) meskipun sangat sedikit dapat merupakan ancaman bagi ibu dan janin. Ibu perlu segera mendapatkan pertolongan di tenaga kesehatan.
·
Pergerakan janin berkurang
Berkurang atau
hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda gawat janin yang dapat
berakhir denagn kematian janin.
·
Tekanan darah meningkat
Tekanan darah
meningkat tanpa pemeriksaan tensi darah sulit diketahui, tetapi apabila ibu
merasa bengkak pada kaki yang tidak hilang setelah diistirahatkan, bengkat pada
punggung tangan, bengkak pada kelopak mata atau bagian tubuh lainnya segera
hubungi nakes karena kemungkinan ibu terancam pre-eklampsi.
·
Air
ketuban keruh dan berbau (curiga infeksi)
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemenuhan
kebutuhan dasar ibu bersalin yaitu meliputi kebutuhan oksigen yaitu peningkatan
asupan oksigen, pengaturan pernapasan saat bersalin, cara mengedan. Nutrisi,
yaitu dimana ibu bersalin dianjurkan untuk menghindari makan padat, karena akan
menyebabkan proses pencernaan makanan lambat saat persalinan. Personal hyegine
yaitu upaya pemenuhan kebutuhan dalam hal kebersihan diri terutama daerah
kelamin dimana akan sangat rentan terhadap bakteri patogen yang dapat menyebabkan
infeksi saat persalinan. Pakaian yang digunakan bulin hendaknya yang longgar,
dan yang kancingnya di depan. Eliminasi ibu saat bersali pun akan terganggu,
ibu akan sering BAK dan BAB karen pengaruh dari semakinturunnya bagian terbawah
janin yang menyebabkan adanya tekanan pada rectum dan kandung kencing.
Selain itu, kebutuhan dasar ibu bersalin lainnya
yaitu mobilisasi dan body mekanik yitu bagaimana pengaturan posisi ibu bersalin
dimana posisi yang aman dan nyaman bagi si ibu, kebutuhan istirahat/tidur, persiapan
laktasi, persipan persalinan dan kelahiran bayi, pemantauan keadaan janin,
ketidaknyamanan selama persalinan dan cara mengatasinya, dan tanda-tanda bahaya
persalinan.
3.2 Saran
Dalam penulisan
makalah ini penulis merasa makalah ini sangat jauh dari kata sempurna.Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sehingga
makalah ini lebih sempurna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih.1997.DSAK : ASI petunjuk untuk tenaga kesehatan.Jakarta.Penerbit
buku kedokteran EGC.
Modul Manajemen Laktasi oleh Depkes. RI. 1992
Sinclair.2010.Buku Saku Kebidanan. Penerbit buku kedokteran,EGC.
Wulanda, Ayu febri.2011.Biologi reproduksi. Jakarta: Penerbit salemba
medika
Yanti.2010. Buku ajar asuhan kebidanan persalinan. Yogyakarta. Pustaka
rihama.